Sabtu, 14 Juni 2014

Pemimpin, Islam dan Ilmu Pengetahuan, Makanan, Minuman Halal dan Haram, menurut pandangan Islam


Pemimpin, Islam dan Ilmu Pengetahuan, Makanan, Minuman Halal dan Haram, menurut pandangan Islam
      Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam Islam dipandang  seba gai kebutuhan manusia dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup di dunia, dan member kemudahan pada peningkatan ubudiyah kepada Allah. Karena itu Islam memandang iptek sebagai bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah yang berakal.

Dorongan ke arah penguasaan ilmu pengetahuan dapat dilihat dengan banyaknya firman Allah sebagai sumber ilmu, yang menganjurkan manusia untuk memahami ciptaan Allah (alam). Alam sendiri pada akhirnya menjadi obyek penelitian manusia melalui penelitian ilmiah.
Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memiliki tiga unsur pokok, yaitu Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.
Ontologi, artinya bidang ilmu yang bersangkutan memiliki obyek studi yang jelas. Obyek studi harus dapat didefinisikan, dapat diberi batasan, dapat diuraikan sifat – sifatnya yang esensial.
Epistemologi, artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki metode kerja yang jelas. Ada tiga metode yaitu deduksi, induksi, eduksi.
Aksiologi, artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai guna atau kemanfaatannya. Bidang studi tersebut dapat menunjukkan nilai – nilai teoritis, hukum – hukum, generalisai, kecenderungan umum, konsep – konsep dan kesimpulan logis, sistematika dan koheren.
Imam Al-Ghazali membagi ilmu dalam dua bagian, yaitu ilmu sebagai proses dan ilmu sebagai obyek.
Ilmu sebagai Proses
Ilmu Hissyah, yaitu ilmu yang diperoleh melalui penginderaan (alat indera)
ii.      Ilmu Aqliyah, yaitu ilmu yang diperoleh melalui kegiatan berfikir (akal)
Ilmu Laduni, yaitu ilmu yang diperoleh langsung dari Allah Swt, tanpa melalui proses penginderaan atau berfikir, melainkan melalui hati dalam bentuk ilham.
b.      Ilmu sebagai Obyek
Ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak, baik sedikit maupun banyak, seperti ilmu sihir,
ii.      Ilmu pengetahuan yang terpuji, naik sedikit maupun banyak,
iii.      Ilmu pengetahuan yang dalam kadar terpuji, akan tetapi bila mendalaminya tercela seperti ilmu ketuhanan, cabang ilmu filsafat, jika ilmu – ilmu tersebut diperdalam akan menimbulkan kekufuran dan ingkar.
4.       Semangat Al-Qur’an dalam mendorong umat Islam untuk bekerja sungguh – sungguh pada pencarian ilmu harus terus disosialisasikan. Hal ini karena dunia masa kini, apalagi masa depan, adalah dunia yang dikuasasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Siapapun yang menguasai keduanya, secara lahiriah akan menguasai dunia. Jika dikatakan ilmu pengetahuan merupakan infrastuktur, keduanya akan menentukan suprastruktur dunia internasional, termasuk kebudayaan, moral, hukum, dan juga perilaku keagamaan.
5.      Perbedaan insting dengan akal.
Manusia sejak lahir telah dibakti dengan pengetahuan bawaan yang disebut insting. Pengetahuan ini tidak perlu didikan atau diajarkan. Setiap orang secara instinktif telah memilikinya. Misalnya, menyatakan lapar dan haus, dan kondisi tidak enak lainnya dengan menangis. Sedangkan akal adalah perimbangan antara intelek (budi) dan intuisi (hati) manusia atau pikiran dan emosi manusia.
Contoh akal yaitu hewan tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah atau mana yang baik dan mana yang buruk. Contoh insting yaitu ketika anda haus, insting anda menginginkan untuk minum, Namun untuk minum anda tetap harus berpikir bagaimana anda bisa minum di gelas atau dengan pipet. Anda harus berpikir bagaimana menuangkan air di teko sehingga berada dalam gelas, maka anda angkat gagang teko tersebut kemudian anda tuang ke gelas dengan baik, barulah ada bisa minum.
6.      Integralitas Ilmu, Iman dan Amal
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaanny dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ada tiga inti ajaran Islam yaitu Iman, Islam dan ikhsan. Ketiga inti ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah sistem ajaran yang disebut Dinul Islam. Hubungan Ilmu dengan Iman dan Amal, Allah menggambarkan dalam : Q.S. Al-Mujadalah [58] : 11
ﯾﺄ ﳢﺎﺎﻟﺛﲔﻋ ﺎﻣﭡﯘﺎﺈۮﰶﻞ ﻟﲂﺗﻔﺳﺤﻮﺎ ﰱﺎﻟﻤﺠﻠﺲ ﻓﺎﻓﺳﺤﻮﺎﻳﻒﺳﺢﷲﻟﲂۖ ﻮﺈذﺎﻗﻴﻞﺄ ﻧﺸﺰﻮﺄﻳﺮﻓﻊﷲ ﺄﻟﺬﲔﻋ ﺎﻣﻨﻮﺄﻣﻨﲂﻮﺎﻟﺬﲔﺄﻮﺗﻮﺎ ﺎﻟﻌﻟﻣ ﺪﺮﺟﺖۚﻮﷲﺑﻣﺎ ﺗﻌﻣﻠﻮڹﺧﺐﻳﺮ۞
7.      Metode deduksi Al-Qur’an yang menyatakan secara nyata membantah teori Geosentris tercantum dalam Q.S. Yasin (36) : 38-40 , Q.S. Yunus (10) : 5 dan An – Nahl (27) : 88.
8.      “ Allah akan mengangkat orang –orang yang beriman dari kamu orang – orang yangberilmu beberapa derajat. Sesungguhnya Allah terhadap apa yang kamu lakukan sangat teliti.” (Q.S. Al-Mujadilah : 11)


Seorang pemimpin yang mempengaruhi orang lain dengan gaya dan keahliannya memimpin tanpa mengandalkan kekuasaan. Yang mempunyai sifat bertanggung jawab yang seimbang, ada sesuatu yang diperjuangkan, yang mempunyai pengikut, energi, kecakapan, kecerdasan, karakter, bersih dan simpati. Contoh dalam kehidupan muslim adalah Nabi Muhammad Saw.
Dari Abdurahman bin Samurah Ra :”Rasulullah Saw bersabda kepadaku : Hai Abdurahman! Janganlah engkau meminta – minta hendak menjadi pembesar Negara. Jika engkau menjadi pembesar Negara karena permintaan, pertanggung jawabanmu akan besar sekali. Dan jika diangkat tanpa permintaan engkau akan ditolong dalam tugasmu.” (HR Muslim)
3 alasan :
Tanggung jawab seorang pemimpin sangat besar di sisi Allah Swt.
Orang yang diangkat tanpa permintaan akan ditolongkan tugasnya oleh orang lain
Semua tugas kepemimpinan kelak dipertanggung jawabkan dengan resiko penuh kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang – orang yang melaksanakan tugasnya dengan baik.
Karena seorang pemimpin itu harus bertanggung jawan yang seimbang. Keseimbangan dimaksudkan disini adalah antara tanggung jawab dengan pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut. Ini harus dilakukan dengan seimbang. Jika tidak seimbang, maka proses pendelegasian tanggungjawab tidak akan berjalan lancar sehingga timbul rasa cemas dan takut.
Cara yang harus ditempuh untuk menjadi pemimpin yang baik dan sesuai dengan moral masyarakat adalah
   Pemimpin yang mampu mengambil keputusan secara tepat dan cepat
   Pemimpin yang memiliki mental pejuang
   Pemimpin yang penuh inisiatif dan kreatif
   Pemimpin yang semangat untuk mencapai tujuan
   Pemimpin yang penuh antusias
   Pemimpin yang sederhana
   Pemimpin yang jujur dan adil
   Pemimpin yang penuh keyakinan
   Pemimpin yang memiliki keberanian
   Pemimpin yang percaya diri dan tidak sombong
   Pemimpin yang bersikap objektif




ﻳﺄﻳﲥﺎ ﺄﻠﻧ ﻳڹﻋ ﺎﻣﻨﻮﺎ ﺈﻧﻣﺎﺎﻟﺧﻤﺮﻮﺎﻟﻤﻴﺴﺮﻮﺎﻷﻧﺻﺎبﻮﺄﻷﺰﻟﻢﺮﺟﺲﻣڼﻋﻤﻞ
ﺄﻟﺸﻴﻄﻦﻓﺎﺟﺘﻧﺒﻮﻩﻟﻌﻠﻜﻢﺗﻒﻞﺤﻮڼ۞
4.      Ayat di atas diambil dari Q.S. Al-Maidah (5) : 90. Tugas anda membuat kandungan ayat terutama yang berkaitan dengan masalah khamr.
Apa saja jenis makanan yang diharamkan berdasarkan Al-Hadits. Jelaskan jawaban anda.
Setiap makanan yang halal, thayyib, dan dikonsumsi secara tidak berlebihan, pasti akan melahirkan berbagai kebaikan. Anda diminta menjelaskan kebaikan – kebaikan apa yang diperoleh.
Sebaliknya makanan yang haram akan menyebabkan berbagai perilaku buruk dan merusak lainnya. Anda diminta menyebutkan perilaku buruk seperti apa yang bakal menimpa pemakan barang haram.
Produsen makanan yang berusaha secara optimal memproduksi makanan yang halal, dapat dipastikan akan mendapat keuntungan bagi produsen. Anda kemukakan keuntungan apa saja yang pasti bakal diraih
Jawaban
Mustahil rasanya jika umat islam tidak memahami tentang makanan yang halal dan haram. Mereka yang masih memilih makanan yang haram mungkin saja lupa makanan itu adalah makanan haram. Mereka yang masih memakan yang haram seperti arak,  mungkin sedang merasa stress dan letih sehingga mereka berniat dan memakan makanan haram tersebut.
Sebagian umat Islam merasa kurang dipandang modern jika acara pesta tidak disajikan berbagai jenis minuman keras. Contohnya di Arab Saudi, di dalam pesta di Arab Saudi mereka menyajikan minuman keras agar diminum oleh tamu sehingga tamu tersebut kehilangan akal dan ketika mereka sedang kehilangan akal disitulah mereka akan mencari pasangan hidup mereka dengan cara yang tidak wajar.
Babi adalah jenis hewan yang sangat kotor, dia biasanya memakan segala sesuatu diberikan kepadanya, baik kotoran maupun bangkai bahkan kotorannya sendiri atau kotoran manusia saja dia makan. Babi memiliki tabiat malas, tidak suka cahaya matahari tidak suka berjalan – jalan, sangat suka makan dan tidur, memiliki sifat paling tamak. Semakin tambah usia, babi akan semakin bodoh dan malas, tidak memiliki kehendak dan berjuang bahkan untuk membela dirinya sendiri saja enggan.
Khamr adalah setiap minuman yang memabukkan. Khamr juga dijelaskan pada Q.S. Al Nahl (16) : 67
ﻮﻣﻦﺚﻤﺮت أ ﻟﻨﺨﻴﻞﻮأﻷﻋﻨﺐﺗﺘﺨﺬﻮنﻣﻨﻪﺳڪﺮﺂﻮﺮﺰﻗﺎﺣﺴﻨﺎۗ ﺈنﰲذ ﻟﻚﻷﻳﺔ
ﻟﻘﻮﻣﻳﻌﻘﻠﻮن ۞
67. dan dari buah korma dan anggur; kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar – benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.
Pada saat ayat ini turun umat Islam biasa meminum khamr karena ayat tersebut tidak menunjukkan pengaharaman. Tetapi ketika turun wahyu Q.S Al – Baqarah (2) : 219 sebagian umat Islam meninggalkannya tapi sebagian lagi masih meminumnya.

Makanan haram menurut Al-Hadist
Binatang buas, yaitu binatang yang bertaring, burung yang memiliki cakar
Khimar Ahliyah (keledai jinak) berdasarkan hadits, “Dari Jabir berkata : Rasulullah Saw melarang pada perang Khaibar dari (makan) daging Khimar dan memperbolehkan daging kuda”. (H.R. Bukhori)
Al – Jalalah, yaitu hewan – hewan unta, kambing, sapi, ayam, itik, dan lain – lain yang makanan pokoknya kotoran – kotoran seperti kotoran manusia atau hewan dan sejenisnya
Hewan yang diperintahkan agama untuk dibunuh seperti burung gagak, burung elang, kalajengking, ular, tikus, anjing liar
Hewan yang dilarang untuk dibunuh yaitu semut, tawon, burung hud – hud dan burung surad, termasuk juga kodok.
Setiap makanan yang halal, thayyib, dan dikonsumsi secara tidak berlebihan, pasti akan melahirkan berbagai kebaikan dan amal saleh yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia secara lebih luas.
Perilaku yang akan menimpa pemakan barang haram adalah :
Melalaikan dari mengingat Allah swt;
Hilangnya perasaan malu;
Menyalahi kefitrahan manusia untuk berbuat baik;
Goncangan jiwa; dan
Tidak mendapatkan keijabahan dalam berdo’a.
Produsen makanan yang berusaha secara optimal memproduksi makanan yang halal, mudah – mudahan disamping keuntungan duniawi, keuntungan ukhrawi akan diraihnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar